Kentang Dataran Rendah Untuk Mengurangi Longsor

avatar swaranews.com

Swaranews.com - Budidaya kentang (Solanum tuberosum) di Indonesia selalu dilakukan di dataran tinggi >500 m dpl dengan kecuraman >15%. Dengan demikian areal budidaya kentang sangat terbatas dengan tingkat kerawanan erosi yang tinggi,  sempitnya areal dan sulitnya transportasi benih. 

Karena itu, pemerintah mulai mengarahkan petani untuk menanam memiliki kemampuan untuk menahan curah hujan yang tinggi. Di dataran rendah pun, komoditas hortikultura penghasil umbi itu memungkinkan untuk dibudidayakan dengan hasil yang maksimal, asalkan lahan yang akan ditanami itu memenuhi syarat untuk tumbuhnya varietas kentang yang akan ditanamnya.

Baca Juga: Antisipasi El Nino, Pemkot Surabaya Tanam 9 Bahan Pangan Pengganti Padi

Lahan dataran ketinggian tempat kurang dari 700 m dpll. Lahan dengan ketinggian tempat seperti ini bisa saja ditanami kentang.

Dalam upaya menggalakkan pertanaman kentang di dataran rendah, Balitbangda Propinsi Jawa Timur telah bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, melakukan Demoplot kentang dataran rendah di lahan seluas 1 ha di Desa Wonorejo-Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang-Jawa Timur.

Kepada Swaranews.com saat meninjau demoplot kentang dataran rendah, Guru Besar Hottikultura Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya-Malang Prof. Dr. Tatik Wardiati, MS yang menjadi penanggung jawab Demoplot kentang dataran rendah menyatakan, untuk melaksanakan demoplot kentang ini, dana yang digelontorkan mencapai Rp 20 juta. "Untuk bibit dana yang dikeluarkan 4 juta, sedangkan sewa tanahnya mencapai Rp.6 juta dan sisanya sebesar Rp 10 juta digunakan untuk upah pekerja sejak tanam hingga panen," ujarnya, kemarin.

Menurut Tatik, hal utama yang harus dipehitungkan dalam budidaya kentang dataran rendah diantaranya memenuhi persyaratan : (1) Jenis tanahnya Latosol atau Alluvial; (2) Suhu udara malam hari 20 - 27 0 C; (3) Terdapat angin sepoi-sepoi yang menjandikan lingkungan menjadi dingin dan sejuk; (4) Tersedia air pengairan yang cukup dan lahan tidak kebanjiran. Ada pun varietas kentang yang dapat dibudidayakan di dataran rendah antara lain varietas DTO-28 karena varietas kentang ini toleran terhadap suhu panas.

“Tidak bedanya dalam budidaya kentang di dataran tinggi, penanaman kentang di dataran rendah pun mempunyai beberapa masalah. Di daerah tropis seperti di Indonesia, suhu udara yang tinggi pada siang mau pun malam hari mengakibatkan pembentukan umbi terhambat. Untuk mengatasi masalah ini bisa dilakukan dengan cara menutup permukaan tanah penananam kentang tersebut, misalnya dengan mulsa jerami,” paparnya. 

Dengan adanya penutupan mulsa jerami tersebut, maka suhu tanah dan suhu udara di sekitar batang tanaman menjadi rendah dan kelembabannya meningkat. Dengan kondisi ini maka pertumbuhan tanaman akan lebih baik yang akhirnya umbi kentang dapat tumbuh lebih baik pula.

Baca Juga: Petani Surabaya Panen 22,4 Ton Padi di Lahan Milik Pemkot

Jarak tanam kentang di dataran rendah upayakan lebih rapat, misalnya 30 X 60 cm. Dengan jarak tanam yang lebih rapat, maka ruang antar tanaman lebih sempit karena pertumbuhan tunas cabang utama lebih cepat dan relatif banyak dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih jarang.Sedangkan jarak baris bedengan 120 cm. _Diungkapkan Tatik, kentang yang ditanam di dataran rendah, serangan penyakit layu bakteri umumnya lebih parah dibandingkan dengan kentang yang ditanam di dataran tinggi. Untuk mengatasi hal ini antara lain dapat dilakukan dengan membuat selokan draenase yang selalu berfungsi baik sehingga air yang berlebihan mudah terbuang. _Selain itu, gunakan pupuk kandang yang benar-benar sudah masak/matang. Supaya kentang tidak mudah tergenang air, tanamlah kentang pada musim kemarau, tetapi tanaman tetap mendapatkan air dengan cukup atau ditanam pada akhir musim hujan ketika air masih tersedia cukup.

Penanaman _Penanaman kentang di dataran rendah tidak jauh berbeda dengan cara penanaman kentang di dataran tinggi. Pada garis besarnya, lahan diolah dan dibuat bedengan dengan lebar 100 - 120 cm. Setelah itu, beri pupuk kandang yang matang sebanyak 20 - 30 ton/ha yang dicampur secara merata pada bedengan tempat penanaman kentang dan berikan agens hayati dengan cara disiramkan.

“Untuk penanaman kentang di dataran rendah, gunakan benih kentang yang sudah bertunas sepanjang ± 2 cm karena lubang tanamnya cukup dalam. Dengan benih seperti ini, maka tunas umbi kentang tersebut akan cepat muncul ke atas permukaan tanah. Benih kentang yang sudah ditanam itu dirawat dengan baik sebagaimana mestinya supaya pertumbuhan kentang optimal sehingga umbi kentang yang diperolehnya nantinya sesuai harapan. Untuk merawatnya, lakukan pengairan atau penyiraman yang cukup, beri pupuk yang memadai yakni NPK sebanyak 800 kg, yang diberikan sebanyak dua kali saat tanam dan umur 1 bulan. bersihkan gulma yang ada dan lakukan pengendalian hama dan penyakit yang tepat,” jelasnya.

Perbanyakan tanaman kentang dapat dilakukan dengan biji botani (True Potato seed), umbi, stek tunas umbi, stek buku tunggal, stek batang, stek buku daun, dan kultur jaringan. Petani pada umumnya menggunakan bibit hasil perbanyakan dilapangan yang telah lolos seleksi ketat (roguing), dan mempraktekan kaidah atau teknik pembibitan. Penyiapan bibit kentang yang banyak dilakukan petani adalah dengan membeli umbi bibit dari penangkar bibit.

Baca Juga: Program Kosabangsa Di Buon Mandiri Luwuk Utara

Penyiangan dilakukan apabila lahan tanaman kentang ditumbuhi gulma. Penyiangan atau pembersihan gulma (tanaman pengganggu) dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 4 dan 6 minggu setelah tanam, untuk penyiangan berikutnya dilakukan bila dirasakan perlu. _Namun, pada tanah bekas padi sawah yang digunakan untuk menanam kentang dengan sistem mulsa jerami, biasanya penyiangan tidak mutlak harus dilakukan. Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak merusak perakaran tanaman kentang. Kerusakan akar tanaman akan mempermudah penyakit layu bakteri. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput-rumput liar (gulma), kemudian menguburkannya pada suatu tempat. 

Sedangkan penyulaman harus dilakukan seawal mungkin, antara 10-15 hari setelah tanam. Bibit yang tidak tumbuh atau busuk harus segera diganti dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan dengan cara membongkar lubang tanam dari bibit yang tidak tumbuh, kemudian bibit yang baru ditanamkan sedalam 7,5 cm – 10 cm. setelah penyulaman harus segera dilakukan pengairan atau penyiraman, terutama di sekitar bidang tempat bibit yang baru. 

Dikatakan Tatik, pemupukan susulan dilakukan pada tanaman kentang yang berumur satu bulan. Pupuk yang diberikan adalah urea sebanyak setengah dosis anjuran atau sisa dosis pemupukan dasar. Pupuk disebar secara merata pada larikan atau garitan dangkal diantara barisan tanaman, kemudian ditutup dengan tanah setebal 10 cm – 15 cm, untuk mencegah atau mengurangi penguapan pupuk. Setelah pemupukan sebaiknya dilakukan pengairan, agar pupuk cepat larut atau bereaksi dengan tanah.

Kentang yang ditanam di dataran rendah sudah dapat dipanen pada umur 90 hari, tergantung varietas yang ditanam. Misalnya, varietas DTO-28. Ciri-ciri tanaman kentang yang sudah layak untuk dipanen adalah daun-daunnya telah menguning atau mongering, batang berubah warna dari hijau menjadi kekuning-kuningan, dan kulit umbi tidak mudah lecet. Panen dilakukan dengan cara membongkar guludan atau bedengan, kemudian mengangkat umbi-umbi kentang ke permukaan tanah. Umbi dibiarkan beberapa saat agar terkena sinar matahari, kemudian dikumpulkan dan diangkut ke tempat penampungan hasil. Potensi hasil varietas unggul yang ditanam di dataran rendah berkisar 16 ton – 20 ton per hektar, tergantung pada varietas yang ditanam. (Shan)

Editor : redaksi