Saat Wawali Kota Surabaya Layani Warga MBR

avatar swaranews.com

Swaranews.com - Seorang Ibu terpaksa mengadu ke Wakil Walikota Surabaya Armuji, karena mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Perlakuan tersebut oleh Kepala Sekolah setempat.

Seperti yang diceritakan SR, bahwa sebagai Masyarakat Berpenghasilan Tendah (MBR) dirinya menanyakan soal seragam gratis Sekolah Dasar, apa saja persyaratannya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gencarkan Pengawasan Bersama RT-RW hingga Pemilik Kos

"Karena Saya sudah membayar uang seragam. Setelah mengetahui bahwa Saya dMBR, bersama Ketua RT mencoba untuk mengkonfirmasi perihal seragam gratis ke sekolah," cerita SR, kemarin.

Namun ternyata Dia mendapatkan jawaban tidak menyenangkan bahwa data warga MBR tahun 2020 berdasarkan data yang diberikan Dinas Pendidikan.

"Saya hanya tanya perihal bagaimana cara warga MBR mendapatkan seragam gratis, tapi saya dibilang miskin kok pakaian necis dan membawa HP, masih banyak warga miskin dibawahnya," ujar SR saat di Rumah Aspirasi Wawali Kota Surabaya, Senin (17/1/2022) malam.

SR yang seorang single parent ini mengaku tidak mempermasalahkan uang yang sudah dibayar senilai 350rb dan bukan meminta sekolah untuk mendapatkan seragam untuk warganya, tetapi perkataan kepala sekolah sungguh menyakiti.

Baca Juga: Satpol PP Surabaya Berhasil Amankan Puluhan Botol Minuman Beralkohol selama Ramadan

"Saya ikhlas mbayar, ini tujuannya nyekolahin anak. Niat awal cuma nanya, kalau MBR dapat seragam ? Dan dijawab banyak yang yatim piatu, cerai mati kalau tidak mampu saya carikan orang tua asuh," ceritanya dengan kesal.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menyayangkan mengapa hal tersebut terjadi di lingkunfan pendidikan Surabaya. Padahal, kata Armuji, seharusnya kepala sekolah menjadi representasi pendidikan di Surabaya.

"Kepala sekolah setidaknya jika ditanya ya dijawab dengan baik. Gak usah menghina semua bisa tersinggung kalau seperti itu," sesal Cak Ji sapaan akrabnya.

Baca Juga: Siap Sambut Pengunjung, KBS Hadirkan Berbagai Atraksi dan Hiburan Selama Libur Lebaran

Cak Ji menerangkan bahwa orang memiliki handphone bukan barang istimewa dan pakaian necis bukan salah satu tolok ukur warga MBR.

"Saiki wong ndue HP iku biasa, iku yo digawe sekolah daring. Lek penampilan yoopo gak necis gak rapi wong iku tempat pendidikan," katanya.

Cak Ji menyebut MBR semua akan dibiayai pemerintah kota. Dia mewanti-wanti untuk seluruh kepala sekolah di Surabaya untuk bertutur kata yang baik agar tidak menyakiti. "Wong MBR, semua akan dibiayai pemerintah kota, besok akan saya sidak. Kepala sekolah kudu ngomong sing apik, ini berlaku untuksemua kepsek di surabaya SD-SMP ojok ngenyek," tutupnya.(mar)

Editor : redaksi