PGN Jatim Makoda Bojonegoro tanam bayam merah, perkuat ideologi Pancasila

avatar swaranews.com
Swaranews.com - Menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75, organisasi kemasyarakatan bernafaskan kebangsaan multi Agama, dan multi budaya Patriot Garuda Nusantara Jawa Timur menggagas program ekonomi Pancasila. _"Sebagai langkah awal dimulai dari PGN kabupaten Bojonegoro dengan melakukan program menanam bayam merah," terang Panglima/Pimpinan PGN Bojonegoro Ahmad Sholihin ditemui di lahan seluas 2,5 hektar yang dijadikan sebagai percontohan. _Sholihin menjelaskan bahwa PGN Bojonegoro hanya melaksanakan instruksi dan wejangan dari Abah Drs Akhmad Baidhowi MTS selaku Panglima/Pimpinan PGN jawa timur untuk terus dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat sebagai wujud implementasi pengamalan pancasila sebagai dasar, ideologi dan jatidiri bangsa. _Dihubungi terpisah, Sekretaris PGN jawa timur AR waluyo wasis nugroho menyampaikan bahwa Program Ekonomi Pancasila yang digagas oleh PGN jawa timur ini meliputi Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Perkebunan (P4). Dimulai di bulan agustus ini mulai tanam bayam merah di bojonegoro baru dimulai seluas 2,5 hektar sebagai percontohan. "Kelak semoga bisa ditambah lagi luas arealnya di berbagai kabupaten di jawa timur dan apa yang ditanam sesuai dengan kontur tanah daerah masing masing," urainya. Waluyo menyampaikan bahwa program ini sebagai wujud implementasi pengamalan pancasila sebagai dasar, ideologi dan jatidiri bangsa Indonesia sekaligus membentengi masyarakat di berbagai daerah dari pengaruh masuknya ideologi trans nasional seperti khilafah komunis intoleransi radikalisme terorisme. "Kami PGN jawa timur hanya berusaha sebaiknya dan semampunya untuk bersatu padu dalam menjaga dan melestarikan pancasila di semua bidang, agar masyarakat tak mudah hanyut dan larut ikut paham khilafah komunis intoleransi radikalisme terorisme yang masif masuk menyebarkan pahamnya kepada masyarakat. Mari bersama sama jaga saudara, tetangga kita, jaga kampung desa kita masing masing dari ideologi trans nasional yang merusak adat budaya nusantara dan tatanan kehidupan bermasyarakat sehari hari," tutup Waluyo.(zis)

Editor : redaksi