PT SUPARMA Tbk TINJAU ULANG RENCANA PRODUKSI PM10

avatar swaranews.com

Swaranews.com - Di tengah kondisi pandemi Covid 19, PT Suparma, Tbk meninjau ulang rencana produksi PM10. Mesin kertas yang akan berproduksi efektif Maret 2022 tersebut telah diputuskan perseroan untuk menggenjot produksi HT (Hand Towel) yang semula dicanangkan 24 persen menjadi 49 persen.

Sementara itu, produksi WK (Wrapping Kraft) yang semula akan diproduksi 63 persen diturunkan menjadi 33 persen dan MG (Machine Glazed) akan diproduksi 18 persen atau naik 5 persen dari rencana sebelumnya yang hanya 13 persen. Dalam paparan publik yang berlangsung, Kamis, 18 November 2021,

Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur menyatakan, alasan yang mendasari PT Suparma, Tbk meninjau ulang komposisi rencana produksi PM 10 yang diperkirakan menelan dana 32,1 Juta US Dollar itu diantaranya karena sejak pandemi Covid 19 pasar WK mengalami low end, permintaan mengalami penurunan secara signifikan lebih dari 50 persen.

Jika sebelum pandemi permintaan laminating wrapping kraft cukup tinggi sehingga pada tahun 2020 perseroan menetapkan rencana produksi PM 10 untuk WK sebesar 63 persen.

Namun, sejak pandemi permintaan HT justru mengalami peningkatan cukup tajam baik rumah tangga maupun modern market.

“Karena margin yang diperoleh dari produksi HT lebih tinggi dibandingkan produksi WK, maka perseroan meninjau ulang rencana produksi PM10 yang akan beroperasi Maret 2022 untuk meningkatkan produksi HT sebesar 49 persen dan WK sebesar 33 persen. Sedangkan produksi MG paper ditingkatkan dari 13 persen menjadi 18 persen. Hal ini mengingat kebutuhan MG paper di pasaran yang diperuntukkan sebagai pembungkus makanan cepat saji mengalami peningkatan signifikan. Untuk itu, perseroan akan melakukan penetrasi pasar dan mengedukasi pasar guna meningkatkan kapasitas produksi MG paper yang sudah diperoduksi perseroan sejak tahun 2020,” demikian ungkap Hendro luhur usai paparan Publik.

Lebih lanjut Hendro menegaskan, penjuaan bersih perseroan hingga 30 September 2021 mengalami peningkatan sebesar 25,1 persen dibandingkan dengan penjualan bersih pada periode yang sama tahun 2020 Kenaikan penjualan bersih tersebut disebabkan oleh kenaikan kuantitas penjualan produk kertas dan harga jual rata-rata produk kertas masing-masing sebesar 6 persen dan 17,9 persen. Pencapaian inisetara dengan 75,6 persen dari targetpenjualan bersih tahun 2021 senilai Rp 2,5 Triliun.

“Penjualan bersih selama 10 bulan hingga Oktober 2021 telah mencapai 2,211 Triliun, di mana pencapaian ini setara dengan 88,4 persen dai target penjualan selama tahun 2021. Bahkan, realisasi penjualan bersih ini sudah melebihi penjualan bersih selama tahun 2020 sebesar 2,151 Triliun,” ujar Hendro.

Menurut Hendro, kuantitas penjualan kertas perseroan mengalami peningkatan 6 persen dari semula 140.270 MT menjadi 148.697 MT. Pencapaian ini setara dengan 73, 4 persen dari target kuantitas penjualan kertas perseroan sebesar 202.500 MT

 Sedangkan kuantitas penjualan selama 10 bulan sebesar 170.555MT atau setara dengan 84,2 persen dai target kuantitas penjualan selama tahun 2021. Hendro menjelaskan, hasil produksi kertas perseroan mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen, dimana tahun 2020 sebesar 145.939 MT menjadi 152.404 MT atau setara dengan73,8 persen dari target produksi kertas tahun 2021 sebesar 206.400 MT dengan utilisasi sebesar 82,3 persen.

Hendro mengemukakan, perseroan telah mengantisipasi kenaikan harga pulp impor pada tahun 2021 dengan melakukan commercial hedging pada bulan Juli, Agustus dan September 2020 dengan membeli bahan baku LBK dan NBKP dengan kuantitas cukup banyak sebelum harganya meningkat.

Dimana saat ini harganya sudah meningkat 76 persen. Selain itu, perseroan juga mengantisipasi untuk membeli bahan pembantu LDPE yang dibutuhkan untuk melaminasi kertas WK dan MG dimana harga saat ini mengalami lonjakan dari Rp 23 Miliar menjadi hampir Rp100 Miliar.

Karena itu, Saldo pada posisi 31 Desember 2020 meningkat 70,9 persen. Perseroan mengambil langkah tersebut karena cash flow berada pada posisi aman. Di sisi lain,

Hendro menuturkan untuk program CSR tahun 2020, saat merebaknya pandemi Covid 19, perseroan telah mengalihkan alokasi program lingkungan hidup yang semula 50 persen menjadi 8, 01 persen.

Mengingat program di bidang Kesehatan dan sosial masyarakat dinilai lebih membutuhkan. Perseroan telah melakukan kegiatan dengan dana CSR tersebut untuk program pemberian ventilator kepada sejumlah Rumah Sakit, mendukung program vaksinasi Covid 19 pada masyarakat sekitar pabrik serta masyarakat dekat Bandara Juanda.

Program lain yang dibidik perseroan adalah mendukung genarasi sehat bebas Stunting bekerjasama dengan BKKBN serta vaksinasi untuk seluruh karyawan.

Sementara dana CSR yang terserap untuk kegiatan sosial yang semula dialokasikan 30 persen melonjak menjadi 69,57 persen. Sedang untuk program Pendidikan alokasi anggaran 20 persen terserap 332,42 persen. Dna Capex tahun 2021 senilai 2,6 juta US Dollar akan digunakan untuk menambah mesin industri. Sehingga kapasitas terpasang sebesar 54.000 MT akan tercapai dengan adanya PM 10 yang akan berproduksi secara komersial pada triwulan pertama tahun 2022.

“Yang jelas, rasio lancar 1,9 x dan rasio terhadap ekuitas membaik dari semula 0,47 x menjadi 0,39 x. Rasio penjualan bersih terhadap pinjaman membaik dari 2,2x menjadi 2,9x dan rasio EBITDA terhadap beban keuangan membaik le level 13,4x dari sebelumnya 7,4x,” tandas Hendro. (Sha)

Editor : redaksi