Swaranews.com - Warga yang tinggal di rusun Menanggal mengaku sangat kecewa terhadap pelayanan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bahkan warga disana merasa dikesampingkan.
"Kami ini warga Surabaya atau bukan sih," tanya salah satu RT, saat gelaran Reses Dyah Katarina di Balai RW 05 Dukuh Menanggal Surabaya, Senin (16/5/2022).malam.
Baca Juga: One Voice Spensabaya SMPN 1 Surabaya Sabet Juara di Dua Kategori
Warga setempat mengaku sangat sulit untuk mengakses Pemkot, Terutama jika terkait masalah realisasi musrenbang atau Musbangkel dan Data penerima Bantuan untuk warga rumah susun.
"Selama ini kita hanya di pimpong, sedang setiap bulan disuruh tanda tangan hasil musyawarah, tanpa kita dilibatkan kegiatannya, saya orang pertama yang tidak mau tanda tangan," tegasnya.
Salah satu Ketua RT setempat itu mengatakan bahwa selama ini meeeka RT dan RW hanya dibuat legalisasi pejabat di atas,.
"Kaalau memang seperti itu, kita mundur juga gak apa apa," ucapnya.
Tugas berat para Kader Surabaya Sehat juga menjadi pembicaraan hangat dalam reses kemarin. Salah satu kader setempat mengungkapkan bahwa 15 poin tugas yang diberikan oleh Dinas kesehatan dirasa tidak mungkin berjalan dengan maksimal.
" Kita ini hanya membantu bukan pegawainya Pemkot. Tapi kerjanya ngalah-ngalahi Pemkot? Gimana? Kalau dibandingkan tenaga Outsorsing, mungkin tugas kader lebih berat," keluhnya kepada Dyah Katarina bersama tim.
Salah satunya tugas rutin melakukan pemeriksaan ke sekitar 200 KK se-wilayah RW setiap bulannya.
"Pemeriksaan kesehatan kepada 200 KK, kadernya ada 3 apakah bisa? Kadang alatnya nggak ada, berarti pake sistim kira-kira, apakah hasilnya maksimal?" cetusnya.
Belum lagi masalah pelaporannya yang menggunakan teknologi tapi kader disuruh usaha sendiri untuk mempunyai HP Pintar.
"Surabaya memang hebat, tanpa dibayar pun kader sudah bisa berjalan. Tapi kalau bebannya terlalu berat, kita ini masih punya keluarga yang harus diurus," katanya melandai.
Baca Juga: Turnamen Catur Jampud 2 Junjung Tinggi Sportivitas dan Persahabatan
"Pesan kami kepada Pemkot, untuk pembuatan sistem tolong diserahkan kepada yang pernah dilapangan, jangan orang-orang muda yang hanya bisa teknis, tapi nol pengalaman di lapangan," tandas kader tersebut.
Seringnya menjadi bahan tabrakan warga, RT RW setempat juga mengeluh masalah data penerima bantuan.
"Setiap kali update data, e.. yang keluar itu lagi itu lagi. Jadi malu sama warga, dikira kita pilih kasih," kata salah seorang RT.
Usulannya, pendataan atau survey seharusnya dilakukan langsung oleh Dinsos kepada warga. Ini sekaligus mengurangi bantuan tidak tepat sasaran dan pandangan tidak enak warga terhadap pengurus kampung. Kemudian, warga juga mencermati terkait beberapa pelatihan kerja atau usaha yang dilakukan oleh Pemkot. Warga dukuh Menanggal banyak yang menganggap hal ini sia-sia belaka, dan hanya menghamburkan uang.
"Kami melihat, dalam mencari peserta aja instruksi dari kelurahan selalu mendadak, sehingga di lapangan terjadi asal comot dan tidak tepat sasaran. Dan kebanyakan, akhirnya kader lagi yang disuruh ikut pelatihan," katanya.
"Lucunya lagi, para pedagang sayuran disuruh ikut pelatihan membatik. Ketika ditanya setelah pelatihan mau gimana, mereka menjawab mau jualan sayur lagi. Ini jadinya tidak bermanfaat," celoteh seorang warga.
Baca Juga: Lucy Kurmiasari: Demokrat Surabaya All Out Menangkan Khofifah-Emil dan Eri-Armuji
Selain hal-hal diatas, Dyah Katarina selaku Anggota Komisi D DPRD Surabaya bidang Kesra juga mendapat banyak masukan di resesnya saat itu. Termasuk masalah Insentif guru TPQ yang ber-KTP luar Surabaya, masalah Posyandu Lansia yang dua tahun ini dihentikan, masalah air bersih PDAM, ketersediaan Ambulan dan lain lain.
Terkait semua persoalan diatas, DK sapaan Dyah Katarina menyampaikan tupoksinya sebagai perwakilan rakyat yang tugasnya adalah menyampaikan semua kondisi yang ada di masyarakat kepada Pemerintah.
"Saya senang bila warga berani bicara, karena bagaimanapun kerasnya, ini adalah bentuk turut sertanya masyarakat dalam membangun kota Surabaya," paparnya.
Istri mantan Walikota Surabaya Bambang DH ini berjanji akan mengawal dan memperjuangkan semua informasi yang telah diterimanya.
"Catat nomer saya, apabila ada yang mempersulit pelayanan kepada warga, saya pastikan akan menyentilnya," tandas politisi PDI Perjuangan ini. (mar)
Editor : redaksi