Swaranews.com - Semua mahasiswa pastinya ingin berkuliah di perguruan tinggi dengan akreditasi terbaik. Akreditasi yang baik akan membantu lulusan kampus tersebut untuk mendapatkan pekerjaan, mengikuti seleksi CPNS, maupun meraih kesempatan beasiswa.
Sayangnya, berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, baru 27 kampus yang sudah mendapatkan peringkat Unggul untuk Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dari total 4.500 kampus se-Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Mantan Menteri Pendidikan Nasional 2004-2009 Prof. Bambang Sudibyo.
“Bahwa setiap lembaga pendidikan tinggi pasti membutuhkan sebuah akreditasi. Namun, belum setiap lembaga pendidikan tinggi saat ini memiliki akreditasi yang Unggul. Untuk mendapatkan akreditasi itu, kampus harus memiliki pondasi yang kuat untuk mewujudkannya,” kata Prof. Bambang.
Prof. Bambang Sudibyo pun berbagi kiat untuk bersama-sama menyukseskan akreditasi di perguruan tinggi masing-masing. Pertama, komitmen pimpinan dan lembaga yang sangat berperan penting bagi kampus untuk meningkatkan akreditasi.
Karena pimpinan kampus yang menentukan bagaimana kemajuan dan kompetensi kampus diciptakan. Kepemimpinan yang baik juga perlu dilanjutkan, di lembagakan sebagai rencana jangka panjang yang berkelanjutan, dan terus didukung oleh segenap civitas akademika. Termasuk perlu didukung para dosen dan mahasiswa.
“Sebuah perguruan tinggi yang kompetitif dan ambisius akan tercipta jika memiliki pemimpin yang ambisius, dan kepemimpinan itu perlu dilembagakan. Sehingga membutuhkan konsep leadership, yang berkelanjutan dan tidak berakhir hanya karena berganti sosok pemimpin atau masa jabatan,” ungkapnya.
Kedua, menurut Prof Bambang, akreditasi yang unggul bisa diciptakan berpangkal pada visi dan misi yang unggul pula. Misalnya dengan cara memiliki visi internasional. Dengan memiliki visi internasional, maka kualitas pendidikan, pembelajaran, dan pengabdian pada masyarakat di kampus juga akan mengikuti standar internasional yang unggul dan kompetitif. Kalau kualitasnya sudah ditargetkan pada level internasional, maka predikat akreditasi yang terbaik nantinya akan mengikuti.
“Visi merupakan sebuah mimpi (cita-cita) perguruan tinggi. Maka dari itu, dibutuhkan mimpi yang setinggi langit agar bisa tercipta suatu pendidikan yang kompetitif, seperti memiliki visi internasional salah satunya,” ia menerangkan.
Ketiga, perlu menjamin mutu kampus. Hal itu menurut Prof. Bambang Sudibyo juga sangat penting untuk memantau pembelajaran di kampus. Jika mutu kampus baik, maka baik pula akreditasinya nanti. Penjaminan mutu dapat dilakukan secara substantif (meningkatkan kualitas pembelajaran) maupun administratif (meningkatkan kelengkapan dokumen). Syarat administratif untuk akreditasi meliputi beragam dokumen mulai dari yang cukup kompleks seperti administrasi perkuliahan, hingga dokumen sederhana seperti data mahasiswa.
Seluruh berkas dan dokumen tersebut dilaporkan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-DIKTI) secara berkala, dan akan menjadi dasar penilaian akreditasi.
“Untuk memastikan Tri Dharma Perguruan Tinggi bisa dilaksanakan dengan baik, maka perlu dipastikan bahwa kampus menerapkan beberapa kegiatan Tri Dharma di dalamnya. Misalnya, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bisa memberdayakan masyarakat berbasis pendidikan dan penelitian. Kegiatan ini sangat berdampak pada meningkatnya mutu kampus, pendidik, dan juga mahasiswa,” ia memaparkan.
Keempat, selalu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kampus akan terus berkembang jika punya mutu SDM yang berkualitas. Karena pada akhirnya, sistem dan fasilitas yang canggih di kampus yang menggunakan nantinya adalah manusia. Yaitu para dosen dan mahasiswa.
Oleh karena itu, Prof. Bambang Sudibyo mengajak untuk turut memperhatikan kualitas sumber daya manusia di kampus. Karena masa depan pendidikan dengan akreditasi yang unggul, ditentukan oleh kemauan civitas akademika di kampus seluruh Indonesia untuk terus meningkatkan diri.
“Kualitas pendidikan tenaga pengajar dan tenaga kependidikan dalam sebuah perguruan tinggi harus diperhatikan. Tak hanya itu, seluruh prasarana yang memadai dan anggaran yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh sebuah perguruan tinggi agar bisa bermutu unggul. Pastinya ini akan mempengaruhi kualitas perguruan tinggi,” ia menguraikan. (res)
Editor : redaksi