Swaranews.com - Koalisi Indonesia Bersatu memasuki chapter ke-2. Pada tahapan ini koalisi yang diinisiasi oleh Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golongan Karya (Gollkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melaunching visi misi mereka di Hotel Shangri La Kota Surabaya, kemarin.
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bahwa KIB ini dibentuk untuk menang. Untuk itu dirinya menyampaikan bahwa negara ini memerlukan peta jalan yang jelas, agar bisa menjadi bangsa yang maju, mandiri dan produktif.
"Saat ini kita berada pada dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Oleh sebab itu Indonesia harus punya arah. Supaya menjadi bangsa yang produktif. Bangsa yang maju perlu peta jalan perlu visi dan misi," ujarnya, Minggu (14/8/2022) sore di Jalan Mayjend Sungkono No. 20 Surabaya.
Pria yang akrab disapa Zulhas ini menyampaikan bahwa kita butuh kesetaraan dan kesejahteraan serta kesempatan dalam dunia pendidikan guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Perjalanan kita masih panjang, pekerjaan belum selesai dan kita bertekad untuk terus membangun jiwa dan badan bangsa menjadi Indonesia sehat. Sehat manusia, sehat ekonomi dan sehat buminya," tutupnya.
Sedangkan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dalam paparannya mengatakan bahwa Ketahanan NKRI, ktahanan sosial budaya, ketahanan ekonomi, ketahanan pangan, ketahanan energi, merupakan kondisi dasar yang harus dipenuhi agar Indonesia dapat terus mewujudkan tekad dan tujuan tersebut.
"Perjalanan bangsa Indonesia akan segera memasuki momentum kritis. Kesempatan emas untuk bertransformasi menjadi negara maju masih terbuka. Namun hanya tingggal 10 tahun saja, antara 2025 dan 2035, ketika penduduk berusia produktif lebih banyak jumlahnya daripada penduduk berusia tidak produktif. Sesudah itu penduduk Indonesia akan menua dan akan kehilangan kesempatan menjadi negara maju," paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Parai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto, program tersebut menegaskan bahwa tahun 2025-2035 merupakan periode krusial bagi bangsa Indonesia.
"Karena memiliki bonus demografi sebanyak 191 juta penduduk," ungkapnya.
Airlangga menyatakan bahwa kita harus mengakselerasi ekonomi agar kita mencapai kesejahteraan dari sekarang income per kapita kita 4.000 (dolar AS) menjadi 12.000 (dolar AS).
"Target itu harus diraih dalam periode tersebut. Karena demografi Indonesia setelah tahun 2035 akan didominasi oleh orang tua. Kalau pada waktu kita belum sejahtera, maka kita akan menjadi tua dan tidak keluar dari middle income trap," tukasnya. (mar)
Editor : redaksi