Swaranews.com - Para Ustadz dan Uastadzah tampak tersenyum riang setelah menerima bantuan Peci atau Kopyah dan Buku Iqra' jilid 1 sampai jilid 6 dari Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am, tokoh masyarakat Kecamatan Bulak Kota Surabaya.
Hafid Rasidi Ketua ketua TPQ Al Fahmy Kelurahan Sukolilo Baru bersyukur atas bantuan buku Iqra' dari Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am. Baginya bantuan kali ini sungguh sangat berarti untuk pendidikan para santri dan santriwati yang ada.
Baca Juga: DPRD Kota Surabaya Akan Lakukan Penetapan Wakil Ketua Definitif
"Terima kasih kepada Bapak Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am yang telah peduli untuk menyiapkan generasi muda yang beeakhlakul karimah," ujar Hafid di Jalan Tambak Deres, Kecamatan Bulak, Surabaya, Selasa (30/1/2024)
Dia juga mengungkapkan kebanggaannya atas bantuan peci atau kopyah yang juga diberikan oleh Abdul Ghoni Mukhlas Ni"am kepada para ustadz TPQ di Kecamatan Bulak Kota Surabaya.
"Alhamdulillah kebetulan peci saya sudah usang jadi ini sangat berarti. Kami bangga hari ini bisa pakai peci atau kopyah ini. Apalagi ada logo Bung Karno," tutur Hafid.
Syifaudin sebagai guru di TPQ yang terletak di Jalan Bogorame, kecamatan Bulak mengaku ini hadiah terindah. Dia sudah lama mengidamkan punya peci baru dengan logo Bung Karno di sisi kanan peci tersebut. Namun karena ketidakmapuannya guru ngaji ini hanya bisa berharap.
"Saya sempat berkhayal alangkah bangganya kalau saya bisa beli peci yang berlogo Bung Karno. Alhamdulillah, hari ini mimpi itu jadi kenyataan," ungkapnya.
Atas nama para santri dirinya juga mengucapkan terima kasih atas bantuan bahan ajar Buku Iqra'. Syifa mengutarakan bahwa di tempatnya mengajar sudah banyak yang buku Iqra'nya sudah usang.
"Dengan bantuan buku Iqra' 1 sampai 6 ini semoga anak - anak lebih semangat belajar dan mengaji ilmu Al qur'an. Semoga pak Ghoni sehat selalu, sukses dalam segala hal," harap Syifaudin.
Siswo Kepala TPQ Nurussalam di Kecamatan Bulak menjelaskan pada mulanya, kopyah atau peci ini adalah simbol orang muslim. Namun seiring perkembangan zaman kopyah menjadi simbol nasional. Kopyah menjadi budaya dan simbol pemersatu bangsa.
"Peci adalah karakter muslim di Indonesia.Kita pergi kemanapun kalau sudah pakai peci atau kopyah itu berarti orang Indonesia dan pemakainya mayoritas muslim," tegasnya.
Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am saat ditanya awak media menyampaikan bahwa di Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) bukan hanya transfer knowledge tapi transfer nilai, yakni etika dan adab.
"Sebagai garda terdepan para guru TPQ adalah yang bertatap muka langsung mengajar di masyarakat mereka punya tanggung jawab penuh untuk membudayakan etika. Budaya ini yang sudah luntur, oleh karena itu sudah Selayaknya pemerintah kota turut serta memperhatikan kebutuhan dari para guru TPQ tersebut," ujarnya.
Ketua Baitul Muslimin DPC PDI Peejuangan Kota Surabaya ini menyampaikan bahwa yang diharapkan oleh para guru TPQ setempat adalah sarana prasarana. Khususnya alat ajar yang kualitas dari badan atau dinas pendidikan.
Baca Juga: DPRD Kota Surabaya Terus Lakukan Pengawasan Kinerja Pemkot
"Pembagian buku iqra' hari ini adalah melambangkan mengikuti sunnah rasul. Pertama kali Nabi Muhammad diangkat sebagai Rasulullah ayat pertama adalah surat Al Alaq. Surat tersebut apabila kita kaji dan kita telaah lebih dalam memiliki makna yang sangat luas dan sangat dalam, kalimat pertama bacalah. Sedabgkan peci melambangkan ketakwaan kita kepada Sang Khalik," paparnya.
Untuk itu Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am yang juga Caleg PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya dari Dapil 3 dengan nomor urut 4 ini berharap agar Pemerintah Kota Surabaya memberikan perhatian lebih terkait alat ajar di TPQ atau bahan ajar agar anak menguasai ilmu agama dan etika sebagai kunci Agama.
"Sehingga anak - anak bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari hari. Seperti sabda Rosul bahwa Nabi Muhammad diturunkan sebagai penyempurna akhlak manusia," tegas Abdul Ghoni.
Dia mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan pemkot terhadap para penghafal qur'an dan guru ngaji di Kota Pahlawan ini. Abdul Ghoni juga menyebutkan bahwa bantuan sarana dan prasaran kepada TPQ tentu harusdiberikan kepada TPQ yang sudah terverifikasi.
Sementara itu, apa yang dilakukan oleh Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am selaras dengan program Ganjar yang akan menambah insentif guru TPQ.
Pasangan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menyatakan siap menganggarkan Rp4 triliun untuk pemberian insentif guru mengaji maupun guru keagamaan non-formal di seluruh Indonesia jika memenangi Pilres 2024.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Minggu, hal itu disampaikan Ganjar Pranowo saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren An Nawawi Berjan, Kabupaten Purworejo, Minggu.
Baca Juga: GasPoll..! Menangkan Eri-Armuji, PKS Surabaya Konsolidasi Kader Dan Simpatisan
“Kami sudah melaunching waktu Pak Mahfud di Sabang itu, untuk guru agama dan guru ngaji dapat insentif. Kalau kemarin istilahnya guru ngaji dapat gaji,” katanya.
Politiikus PDI Perjuangan itu mengaku tidak kesulitan untuk menjalankan program tersebut karena dirinya telah menginisiasi program serupa saat menjabat Gubernur Jawa Tengah.
"Waktu itu saya bersama Gus Yasin (Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, praktik ini pernah kita lakukan di Jawa Tengah," ujarnya.
Bukan hanya sekadar janji politik, Ganjar bahkan sudah menghitung kebutuhan anggaran yang akan digunakan untuk program insentif guru mengaji dan guru agama yakni sekitar Rp4 triliun.
"Kami hitung sekitar Rp4 triliun kalau pakai pola Jawa Tengah. Mudah-mudahan ini bisa berjalan," katanya.
Menurut dia, pemberian insentif kepada guru ngaji dan guru agama lainnya itu penting karena di balik kegigihan mereka mengajar ada tanggung jawab membekali ilmu agama dan budi pekerti bagi generasi muda.
Editor : amar