Swaranews.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi gerak cepat meninjau titik lokasi banjir di kawasan Surabaya Barat, tepatnya di Wisma Tengger, Kecamatan Benowo, Jumat (5/4/2024) malam. Saat di lokasi, ia tak segan terjun langsung sembari berdiskusi dengan warga setempat menyelesaikan permasalahan banjir di kawasan ini.
Meski diguyur hujan, Wali Kota Eri Cahyadi bersama jajarannya memantau banjir di beberapa titik wilayah Kandangan. Di kesempatan ini, ia turut didampingi oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi. Selain itu juga ada Kepala Bidang Drainase DSDABM Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, serta Camat Benowo dan Lurah Kandangan.
Baca Juga: Surabaya Startup Festival 2024 Hadirkan Pameran, Workshop AI hingga Energi Terbarukan
Saat di lokasi, Wali Kota Eri turut menerjunkan 3 unit truk penyedot milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya, agar air di kawasan Kelurahan Kandangan cepat surut. Setelah 3 unit mobil DPKP itu tiba, tak berselang lama setelah itu, ketinggian air yang semula sekitar 20 cm mulai surut.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, letak Wisma Tengger ini berada di tengah-tengah dua kawasan, yakni Manukan dan Sambikerep. Sehingga ketika terjadi hujan, secara otomatis air menuju ke kawasan Wisma Tengger di Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo.
“Kalau hujan, airnya pasti menuju ke sini (Kandangan), dan ini tempat yang paling rendah. Pak RW tadi menyampaikan, di sini itu (banjir) mulai dari tahun 1993, akan tetapi tidak pernah diekspos,” kata Wali Kota Eri.
Setelah berdiskusi di lokasi dengan Ketua RW 03 Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Suprasetyo, Wali Kota Eri menyebutkan, bahwa solusi untuk mengatasi banjir di perumahan Wisma Tengger solusinya adalah, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuatkan saluran besar menggunakan box culvert. Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menegaskan, pembangunan saluran menggunakan box culvert akan dibangun mulai dari kawasan Kandangan hingga Banjar Sugihan.
“Ini segera kita buatkan box culvert, sampai Banjar Sugihan. Insyaallah selesai tahun ini, bulan Juni selesai,” tegasnya.
Baca Juga: Dua Puspaga di Kota Surabaya Raih Peringkat Paripurna dan Pratama Dari Kementrian PPPA
Di samping itu, Ketua RW 03 Kelurahan Kandangan, Suprasetyo membenarkan, kalau kawasan ini sudah sering terjadi banjir sejak 1993. Suprasetyo mengungkapkan, banjir sering terjadi karena pembuangan air di kawasan ini kurang lebar.
Selama ini, Suprasetyo melanjutkan, warga hanya mengandalkan pembuangan saluran air selebar 25cm. “Kita ini kendalanya pembuangan air dari Banjar Sugihan hanya diberikan akses segini (25cm), sehingga tidak menampung luapan air yang dari sini,” ungkap Suprasetyo.
Akibat hal tersebut, luapan air itu merambah hingga ke wilayah RW 03, RW 04, RW 05, dan RW 06, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo. Ia mengaku, banjir ini sudah sering dirasakan warga, bahkan sejak dirinya tinggal di kawasan ini pada 1993 silam.
Maka dari itu, ia berharap kepada Cak Eri Cahyadi supaya kawasan ini dibuatkan saluran menggunakan box culvert agar terbebas dari banjir. “Kami sangat bersyukur, mudah-mudahan apa yang dikatakan oleh Pak Wali Kota itu betul-betul terwujud, sehingga kita tidak terjadi banjir. Dari dahulu harapan kita seperti itu,” harapnya.
Baca Juga: 20 SD-SMP Sabet Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2024
Senada dengan Suprasetyo, Ketua RW 04, Kelurahan Kandangan, Suprapto juga ingin masalah banjir tahunan di kawasan ini bisa diselesaikan sampai tuntas. Suprapto menjelaskan, zaman dulu kawasan ini masih belum dipenuhi dengan pemukiman, banjir di kawasan ini pun tidak terlalu menjadi masalah bagi warga. Sebab, air tidak terlalu tinggi dan serapan air masih banyak. “Karena sekarang (serapan) sudah banyak yang ditutup,” ujar Suprapto.
Meskipun sebelumnya kawasan ini sudah dibuatkan crossing (sodetan) oleh Pemkot Surabaya, ia pun merespon baik rencana pembangunan box culvert yang akan dilakukan oleh Cak Eri bersama jajarannya dalam waktu dekat. “Saya sangat bersyukur, mudah-mudahan yang dikatakan Pak Wali bisa terwujud. Sekarang satu jam sudah hilang, apalagi ada crossing-an itu lebih cepat susutnya,” pungkasnya.
Editor : amar