Dewan Dorong Pemkot Surabaya Lanjutkan PTM

swaranews.com
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti dalam sebuah kesempatan. (Bachan)

Swaranews.com - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mengapresiasi kinerja Pemerintah Kota Surabaya dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Dia menyampaikan bahwa berkat kerja keras pemkot bersama seluruh elemen di Kota Pahlawan ini, akhirnya Surabaya masuk pada PPKM level 1.

Baca juga: PSI Kota Surabaya Gelar Kopdarsus Spektakuler Perkuat Dukungan Kemenangan Er-Ji

"Ini kabar gembira bagi warga Kota Surabaya. Saya melihatnya sebagai salah satu hasil kinerja Wali Kota yang mampu mengelaborasi semua komponen kota. Semua bergerak bersama dengan Polrestabes Surabaya, TNI, dan warga juga aktif mengikuti vaksin," ujar Reni, Kamis (21/10/2021) di Surabaya.

Reni Astuti menegaskan, PPKM Level 1 ini harus dijaga bersama agar ekonomi bisa bergeliat dan benar-benar bisa dirasakan masyarakat sampai di tingkat kampung.

"Yang bergeliat jangan hanya tertentu saja, harus dirasakan masyarakat di kampung- kampung. Warung makanan, warung kopi, kafe, dan lain lain harus diperhatikan. Apalagi mal sudah ramai. Itu yang kita dorong terus di pemkot," tuturnya.

Politisi perempuan PKS ini juga wanti-wanti dan berpesan kepada masyarakat, selama pandemi Covid-19 belum dinyatakan berakhir oleh pemerintah, maka protokol kesehatan (prokes), utamanya penggunaan masker, harus tetap dijalankan.

Baca juga: Kadin Surabaya Dukung “ArtSubs”, Pameran Seni Terbesar se Asia yang Digelar di Pos Bloc Kota Lama

"Dengan status Surabaya masuk PPKM Level 1, harapannya pembelajaran tatap muka (PTM) bisa dilanjutkan kembali. Anak- anak bisa masuk sekolah dengan prokes ketat. Sehingg tak menciptakan klaster baru," harap Reni.

Terkait kekhawatiran sebagian wali murid atau orang tua , akan ada klaster baru jika dilakukan PTM, Reni menegaskan, sebenarnya di sejumlah sekolah PTM sudah berjalan, apalagi sekarang Surabaya sudah masuk PPKM level 1. Untuk itu dirinya terus mendorong PTM dibuka lagi, meski sebelumnya sempat dihentikan.

"Ya semua pilihan tetap dikembalikan ke orang tua. Jadi sifatnya bukan keharusan," sebutnya.

Baca juga: Hari Santri Nasional Dimeriahkan Drama Kolosal di Tugu Pahlawan

Namun demikian, Reni menyatakan, sebaiknya Pemkot Surabaya untuk tidak ragu melanjutkan PTM, apakah nanti mau dimodel sistem peduli lindungi atau apa, itu silakan. Reni mengakui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya sudah menyampaikan kalau ada peduli lindungi, ini kan untuk yang sudah vaksin. Maka, yang harus diperhatikan untuk mereka suntik usia SD di bawah 12 tahun.

"Maksud saya jangan sampai peduli lindungi malah membatasi atau menghambat anak-anak usia kelas 1 atau kelas 2 SD. Selama mereka prokesnya terjaga, menurut saya harus diberi kesempatan. Bukan mereka yang sudah vaksin saja," pungkasnya.

Untuk diketahui, seperti yang diberitakan di media inj sebelumnya, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021 per tanggal 19 Oktober 2021, pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Surabaya berstatus level 1. (mar)

Editor : redaksi

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru