Swaranews.com - Setelah berkunjung ke makam Pendiri NU Sayyid Alwi Abdul Aziz Az-Zamadghon yang lebih dikenal dengan panggilan KH Mas Alwi, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A. Hermas Thony mengaku sangat prihatin dengan kondisi makam tersebut.
Bersama Ketua MWC NU Kecamatan Wonocolo Muhaimin dan Wakil Khatib PCNU Surabaya KH Mas Ahmad Nasrohuddin, A.H. Thony berziarah ke makam salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut.
"Setelah melihat kondisi makam Saya sangat prihatin. Makam ulama besar harusnya dibangun dengan bagus sebagai tanda penghormatan kita," ujar A.H. Thoni.
Dengan Melewati gang-gang kecil yang padat penduduk di samping Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rangkah, Jalan Kenjeran untuk sampai ke Makam tersebut.
"Bagi saya, beliau sosok penting. Yakni, pendiri NU dan pencetus nama NU. Makam yang dibangun terlalu sederhana ini tak sebanding dengan jasa dan manfaat yang sudah diberikan beliau," ungkap A.H. Thoni, jum'at (5/11/2021).
Kondisi berbeda memang nampak. Kalau selama ini makam tokoh besar yang biasanya dibangun megah. Sedangkan makam pendiri NU itu berada di tengah pemukiman padat penduduk. Thony bahkan memarkir mobilnya jauh dari lokasi karena jalan menuju makam hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
"Memang harus ada langkah tepat untuk merawat makam tokoh besar terse PPbut. Salah satunya dengan merelokasi lebih memadai, pantas, dan representatif. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya, DPRD, perwakilan NU, hingga ahli waris atau keluarga Almarhum harus dipertemukan terlebih dulu. Bagaimana keinginan keluarga KH Mas Alwi, apakah menghendaki untuk relokasi makam," jelas Thony.
Dengan jarak yang hampir satu meter, sekeliling makam dihimpit oleh rumah petak-petak rumah yang kumuh. Pintu masuk makam bersebelahan dengan dapur warga. Jika tak ada pagar setinggi dua meter yang mengelilingi makam, mungkin perabotan rumah sudah bergeletakan di area makam. Tak ada kesan mewah, pusara KH Mas Alwi nampak dibangun seadanya.
"Jika telah mempeeoleh izin dari ahli waris. Proses relokasi pasti akan lebih mudah dilaksanakan," ungkap Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A.H. Thoni.
Politisi Partai Gerindra ini menekankan agar pembangunan kembali makam dilakukan dengan seksama, serta penataan arsitektur yang lebih pantas. Akses jalan menuju makam juga harus diperluas dan diperlebar.
"DPRD akan mengawalnya hingga tuntas," tegas pria ramah yang akrab disapa Thony ini.
Pengurus PCNU Surabaya KH Mas Ahmad Nasrohuddin menceritakan dahulu ketika makam dibangun di TPU Rangkah Tambakrejo Surabaya, tak ada rumah penduduk di sekitarnya. Sekeliling makam KH Mas Alwi saat itu masih komplek pemakaman. Namun dengan berjalannya waktu, banyak bangunan rumah petak didirikan warga di sekitar makam.
Oleh karenanya Mas Ahmad menyatakan sangat setuju jika makam KH Mas Alwi dipindah ke areal Makam Ndresmo (Sidosermo). Hal ini demi menghargai jasa beliau yang turut merintis dan membangun NU. Namun, tentunya harus seizin ahli waris.
"Selain itu, jika makam dibangun, maka bisa diziarahi oleh generasi muda. Ini bisa menjadi contoh bagaimana para tokoh besar Agama turut serta dalam pembangunan bangsa dan masyarakatnya," terangnya.
Ketua MWC NU Kecamatan Wonocolo Muhaimin menyebut relokasi atau revitalisasi makam merupakan dua pilihan yang sama-sama baik, namun tetap harus melalui diskusi dengan berbagai pihak. Baginya, makam KH Mas Alwi harus dibangun dengan lebih baik sebagai tanda Almarhum merupakan tokoh besar NU.
"Pastinya, NU Cabang Surabaya harus bersinergi dengan pemkot, dewan, dan ahli waris untuk pemecahan masalah ini," jelas Muhaimin. (mar)
Editor : redaksi