Pecahkan Rekor Muri Tari Remo Massal Di Surabaya, Ini Kata Ghoni

avatar swaranews.com

Swaranews.com - Pemerintah Kota Surabaya bakal menyelenggarakan kegiatan "Pemecahan rekor MURI, Menari Remo Massal 50.000 lebih Pelajar".  Sejumlah lokasi kegiatan tersebut akan digelar serentak di Jembatan Suroboyo sebagai pangggung utama, Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Balai Kota hingga Alun-alun Kota Pahlawan.

Kegiatan ini, bisa disaksikan secara live streaming melalui kanal youtube Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Sapa Warga.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Kirim Bantuan untuk Korban Konflik di Gaza Palestina

Sekretaris Fraksi PDI-P Surabaya, Abdul Ghoni Muklas mengapresiasi rencana kegiatan massal tersebut. Sebab, merupakan salah satu wujud untuk melestarikan budaya, "Pun juga sebagai upaya menarik wisatawan berkunjung ke Surabaya." ujarnya.

Menurut dia, ada banyak nilai sejarah dan filosofi yang bisa dipelajari pada tiap gerakan unik tari remo. Mulai makna perjuangan, hingga cara berkomunikasi yang baik dengan masyarakat.

Dari sisi sejarah, dia mengajak masyarakat meneladani perjuangan arek-arek Suroboyo, pada 10 November 1945. Saat itu, begitu gigih dan berani mengusir datangnya kembali penjajah. Hingga kemerdekaan bisa direbut lagi.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Kukuhkan Ribuan Anggota Palang Merah Remaja dan Relawan PMI

Maka, ia mendorong, generasi muda, utamanya warga Kota Pahlawan, betul betul menginspirasi pejuang tempo dulu, dengan berkreasi dan berinovasi untuk kemaslahatan bersama.

"Saya sangat mendukung pelaksanaan ini, apalagi digelar di beberapa titik tempat bersejarah," beber Ghoni.

Di samping itu, ia juga berharap, kegiatan massal ini jadi pelecut bagi stakeholder di Surabaya, mendukung program pemkot untuk memulihkan perekonomian yang sempat meredup pasca serangan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Beri Anugerah kepada 16 Pelaku Usaha Pengelola Lingkungan Terbaik

Dengan begitu, sambung Ghoni, jadi momentum yang baik untuk memperkuat aspek gotong royong membangun kota ini, agar lebih baik ke depannya.

"Sehingga Surabaya jadi kota baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," demikian kata Ghoni (mar)

Editor : redaksi