Program Padat Karya Urban Farming Kunci Pemulihan Ekonomi

avatar swaranews.com

Swaranews.com - Program padat karya warga Kota Surabaya yang menganggur akibat pandemi Covid-19. Guna pemulihan ekonomi dewan meminta agar pemkot menggenjot program-program pembangunan yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Alfian Limardi selaku anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya. Dirinya minta agar Pemkot Surabaya menggenjot program-program pembangunan yang bersifat padat karya.

Baca Juga: Wealth Wisdom 2024 di Surabaya, Bagikan Edukasi Pengelolaan Kekayaan dan Kesejahteraan

"Sektor pertanian

Menurut Alfian, legislator dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sektor pertanian menjadi tepat untuk pemulihan ekonomi karena mampu menyerap tenaga kerja. Pada masa pandemi, secara nasional sektor ini lah yang mampu bertahan bahkan tumbuh. Sayangnya, pertumbuhan pada sektor pertanian di Surabaya mengalami penurunan. Bahkan beberapa produk pertanian mengalami inflasi seperti gurame, melon, jeruk, semangka, cabe merah, ayam, dan mangga. Di samping itu, realisasi belanja tahun 2020 hanya sebesar 31% belanja aset Pengadaan Hewan, Ternak dan Tanaman.

"Saya minta agar Pemkot Surabaya menunjukkan komitmen pemulihan ekonomi dengan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta mewujudkan Kota Surabaya Green City melalui sektor pertanian yakni urban farming", ujar Alfian.

Baca Juga: Kadin Surabaya Dukung “ArtSubs”, Pameran Seni Terbesar se Asia yang Digelar di Pos Bloc Kota Lama

"Pada masa pandemi masyarakat berupaya untuk meningkatkan imunitas melalui konsumsi sayur dan buah-buahan. Akibatnya, permintaan dari sektor pertanian seperti sayur, ikan, dan buah-buahan pun meningkat", lanjut Alfian.

"Pada program pemulihan ekonomi melalui urban farming, nantinya para pekerja akan mendapatkan modal berupa bibit sayur dan tanaman obat, serta alat-alat pertanian. Bibit disini tidak hanya tanaman, tapi juga diberikan bibit ikan seperti lele, nila, gurame. Pemkot juga didorong untuk menginventarisasi aset-aset pemkot yang dapat digunakan sebagai urban farming" ujar Alfian.

"Pada awal program, para petani juga akan mendapat upah hingga menjelang panen perdana. Upah ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan daya beli masyarakat", lanjut Alfian.

Baca Juga: BRImo FSTVL 2024 Hadir di Royal Plaza Surabaya Belanja Berhadiah Mobil

"Kendala dari sektor pertanian biasanya pemasaran. Agar berkesinambungan, hasil panen nantinya dipasarkan ke para pelaku UMKM yang memasok program permakanan. Jika berlebih, hasil panen dapat dipasarkan dengan mengoptimalkan layanan digital milik pemerintah yakni e-Peken. Jadi program urban farming ini bisa jangka panjang, tidak hanya untuk masa pandemi saja", tutup Alfian.

Merujuk data BPS bahwa angka pengangguran di Surabaya meningkat menjadi sebesar 9% pada masa pandemi Covid-19. Para pekerja informal dan masyarakat miskin yang paling terdampak pandemi Covid-19.

Editor : redaksi