Optimisme Paralayang Jatim Siap Kawinkan Emas Di Nomor Ketepatan Mendarat

avatar swaranews.com

Swaranews.com - Dukungan dan doa masyarakata Jawa Timur terus memompa semangat para atlet yang berlaga di Pekan Olah Raga (PON) XX Papua. Hal itulah yang membangkitkan asa Tim Paralayang Jatim untuk mendulang emas di event olah raga nasional tersebut.

Meskipun ada kendala, tim Paralayang Jatim yakin mampu mengawinkan emas dari tim putra dan putri.

Pertandingan yang dimulai babak penyisihan 30 September hingga 12 oktober di Bukit Kampung Buton, Entrop Kota Jayapura ini mulai mempertandingkan nomor ketepatan mendarat tim putra dan putri.

Pada hari pertama pertandingan, tim putra dan putri Jatim berhasil menduduki papan atas tabel kualifikasi setelah menyelesaikan dua round dari total 12 round yang dipertandingkan.

“Untuk penyisihan dua round, Jawa Timur untuk tim putra peringkat ketiga, untuk tim putri peringkat pertama,“ ujar Sugeng Santoso, Pelatih Tim Paralayang Jawa Timur, Jumat (1/10/2021).

Dia menejelaskan bahwa beesama tim paralayang Jatim tak ingin jumawa. Sebab, terlalu dini untuk memetakan peluang merebut medali di PON XX Papua 2021. Karena masih ada 10 babak lagi yang harus dilalui sebelum peringkat akhir ditentukan.

“Hari ini, dimainkan satu nomor saja akurasi, totalnya ada 12 nomor, yang sekarang ditandingkan empat, perorangan putra dan putri, dan beregu putra dan putri,” ujarnya.

Sugeng menyampaikan bahwa sistemnya tidak memakai sistem gugur. Namun harus mengikuti semua nomor tanding dari semua babak.

"Makanya, ini belum bisa menentukan juaranya siapa, kami hanya berbicara peringkatnya ini dan ini, nanti terakhir pada babak ke-12 baru ketahuan siapa pemenangnya,“ urainya.

Sugeng membeberkan kendala yang dialami para atlet ini adalah adaptasi dengan lokasi bukit bermangkok, ini tantangan baru para atlet. Hal ini tentu sangat beda dengan kondisi saat latihan di Batu, Jawa Timur.

"Sebeneranya anak-anak ini butuh adaptasi karena disini memang lain daripada yang lain bukitnya bermangkok beda dengan di Batu. Itu yang membuat anak-anak masih meraba-raba," pungkasnya. (bai)

Editor : redaksi