Swaranews.com - Pergantian Ketua Komisi III DPR RI dari Herman Hery kepada Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul tentu mengagetkan.
"Dikatakan mengagetkan karena selama ini tidak ada persoalan yang mengemuka terkait kepemimpinan Herman Hery di Komisi III DPR RI. Tidak ada yang kontroversial di Komisi III selama dipimpin Herman Hery," ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga di Jakarta, Sabtu (19/11/2021).
Menurut Jamiluddin bahwa pelaksanaan fungsi anggaran, legislasi, dan pengawasan juga berjalan normal. Ini artinya, dilihat dari pelaksanaan fungsi DPR RI, kinerja Komisi III dapat berjalan relatif baik.
"Karena itu, wajar kalau pergantian Ketua Komisi III DPR RI menimbulkan spekulasi. Alasan penyegaran karier di DPR RI dengan sendirinya menjadi tidak masuk akal," ungkapnya.
Pengamat Komunikasi Politik yang akrab disapa Jamil ini menyampaikan, apalagi latar belakang pendidikan Bambang Pacul yang menggantikan Herman Hery juga tidak berkaitan dengan bidang Komisi III DPR RI. Bambang Pacul lulusan S1 bidang Teknik Kimia UGM dan S2 bidang Strategy dari Prasetya Mulya. Karena itu, dilihat dari pendidikan Bambang Pacul sebenarnya sangat tidak pas ditempatkan di Komisi III DPR RI.
"Jadi, penempatan Bambang Pacul ada kemungkinan untuk mengamankan hal-hal strategis yang berkaitan dengan bidang Komisi III. PDIP tampaknya ingin mengamankan hal-hal yang berkaitan dengan hukum, HAM, dan keamanan," beber Jamil.
Jamiluddin Ritonga menegaskan bahwa penempatan Bambang Pacul menjadi Ketua Komisi III secara politis menjadi tepat karena orang kepercayaan Puan Maharani.
"Karena itu, Bambang Pacul diharapkan dapat mengamankan kepentingan partainya di bidang hukum, HAM, dan keamanan," tutuo Jamil. (mar)
Editor : redaksi