Swaranews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan penghargaan kepada 10 kampus terbaik di Kota Surabaya yang ramah lingkungan, Rabu (15/12/2021).
Pemberian penghargaan itu diberikan oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji di Balai Kota Surabaya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Mulai Sosialisasikan Proyek Pengaspalan dan Pemasangan CCSP Jalan Wiyung
Pada kesempatan itu, Wawali Armuji menyampaikan terimakasih kepada kampus-kampus yang telah berperan aktif dalam program Eco Campus yang digelar Pemkot Surabaya.
Menurutnya, peran serta institusi atau kampus di Surabaya sangat signifikan dalam menata dan manajemen lingkungan di Kota Pahlawan.
“Kalau lingkungan ini tidak kita tata secara bersama-sama dan tidak melibatkan orang-orang kampus, maka kita tidak bisa memastikan bagaimana lingkungan ini berubah ke depannya, apalagi ini musim pancaroba yang cuacanya tidak pasti,” kata dia.
Oleh karena itu, ia memastikan bahwa tugas menjaga lingkungan itu adalah tugas bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat. Makanya, ia pun menyampaikan terimakasih berkali-kali kepada perguruan tinggi negeri dan swasta yang telah mensukseskan program Eco campus ini.
“Tentunya, hal semacam ini harus kita lestarikan dan bahkan harus kita tingkatkan untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. Saya ucapkan selamat kepada para pemenang Eco campus, semoga terus bersama dengan Pemkot Surabaya dalam menjaga lingkungan,” tegasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Suharto Wardoyo mengatakan bahwa program eco campus adalah perwujudan sebuah kampus yang ramah lingkungan dan merupakan tindakan yang nyata untuk menjawab berbagai permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di lingkungan kampus.
Baca Juga: Jelang Musim Hujan Pembangunan Saluran Petemon Ditargetkan Selesai Akhir November 2024
“Surabaya sudah menggelar program ini sejak tahun 2011. Tujuan program ini adalah agar civitas akademika mempunyai kesepahaman yang sama dengan Pemkot Surabaya mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup. Selain itu, civitas akademika bersedia bersama-sama melaksanakan penataan lingkungan dan kepeduliannya, tidak hanya lingkungan kampus tapi juga lingkungan sekitar,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa kriteria penilaian program ini meliputi kebijakan kampus terkait lingkungan hidup, mata kuliah dan kegiatan pengabdian masyarakat terkait lingkungan hidup, partisipasi kegiatan lingkungan hidup, pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan hidup, dan inovasi terkait lingkungan hidup.
“Lomba eco campus yang dilakukan pada tahun ini sekaligus untuk mengevaluasi penerapan perilaku ramah lingkungan hidup oleh kampus-kampus yang ada di Kota Surabaya, khususnya yang telah meraih cao campus terbaik mulai tahun 2011-2019,” katanya.
Suharto Wardoyo juga menjelaskan bahwa pada tahun 2021 ini, dipilih 10 kampus terbaik, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Universitas 17 Agustus 1945, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut, Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Narotama, Universitas Dinamika (Stikom), Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Hayam Wuruk Perbanas, dan Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Gencarkan Skrining Kesehatan Sasar Siklus Hidup Masyarakat
“Dari 10 terbaik itu kemudian dilakukan verifikasi administrasi dan lapangan, sehingga diperoleh 3 terbaik. Terbaik pertama adalah Universitas Dinamika (Stikom), Terbaik kedua Universitas Wijaya Kusuma, dan terbaik ketiga adalah Universitas 17 Agustus 1945. Ke-10 terbaik ini berhak mendapatkan trophy dan piagam penghargaan dari Bapak Wali Kota Surabaya,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Dinamika (Stikom) Prof Budi Jatmiko menjelaskan program eco campus ini sangat bagus sebagai salah satu upaya untuk melestarikan lingkungan, supaya Kota Surabaya yang semula sudah indah, maka akan lebih indah lagi ke depannya.
“Kita berharap program ini diteruskan dan bahkan harus dikembangkan untuk kampus-kampus lainnya. Yang paling penting juga harus gencar sosialisasinya,” kata Prof Budi Jatmiko. (mar)
Editor : redaksi