Swaranews.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta kepada seluruh kader kesehatan, lurah, dan camat untuk berinovasi, terhadap penyesuaian nilai gizi makanan. Yakni, penyesuaian gizi pada camilan balita stunting di Kota Pahlawan.
Hal ini dikarenakan adanya keluhan dari orang tua balita stunting yang merasa kesulitan saat membujuk anak-anaknya untuk makan. Sebab, anak-anak tersebut lebih memilih memakan camilan atau buah-buahan, ketimbang memakan makanan berat atau karbohidrat.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Mulai Sosialisasikan Proyek Pengaspalan dan Pemasangan CCSP Jalan Wiyung
"Makanan harus diberikan variasi agar anak-anak mau makan, bisa cemilannya dengan biskuit, buah-buahan, atau bahkan nugget sayuran. Nanti harus dipastikan juga nilai gizinya untuk anak," pesan Wali Kota Eri kepada pendamping kesehatan, lurah, dan camat usai mengunjungi dua anak balita stunting di Kelurahan Kertajaya, Senin (27/12/2021).
Tak hanya itu, Wali Kota Eri juga memberikan pesan kepada para orang tua dari balita stunting, untuk ikut menjaga kesehatan anak, dengan tidak merokok. Serta memperhatikan pola makan dengan aktivitas anak sehari-hari.
"Karena ada yang susah makan, tapi dia sangat enerjik, jadi diperlukan perhatian lebih. Kemudian vitamin ini juga harus diminum secara rutin, harapannya insyaallah satu bulan anak-anak bisa lulus stunting," ujar dia.
Sementara itu, Kader Kesehatan Kelurahan Kertajaya, Lilik Sundari menerangkan, pihaknya selalu melakukan pendampingan dan pemantauan secara maksimal. Selama dua hari sekali, pihaknya selalu datang ke rumah balita stunting.
Baca Juga: Jelang Musim Hujan Pembangunan Saluran Petemon Ditargetkan Selesai Akhir November 2024
"Meninjau bagaimana anak itu makan dari permakanan yang kita kirimkan, dimakan atau tidak. Kalau tidak dimakan atau tidak habis, maka kita akan ganti dengan menu yang lainnya dengan menyesuaikan dengan kebutuhan gizi anak tersebut," terang Lilik.
Lilik mengaku, bahwa pihaknya juga bekerjasama dengan Bidan Kelurahan (Bikel) beserta bagian gizi, untuk melakukan pengecekan setiap satu minggu sekali, yakni mengacu pada tinggi dan berat badan anak.
"Kita cek perkembangan anak tersebut dan juga mengirimkan vitamin dan sisi. Jadi di Kelurahan Kertajaya ini ada 8 anak stunting, tapi 1 anak telah lulus, maka totalnya menjadi 7 anak," jelas dia.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Gencarkan Skrining Kesehatan Sasar Siklus Hidup Masyarakat
Ditemui di tempat yang sama, salah satu orang tua balita stunting di Kelurahan Kertajaya, Vera Astri mengaku senang karena mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya).
Dia merasa terbantu, sekaligus bangga memiliki pemimpin seperti Wali Kota Eri dan Ketua TP (Tim Penggerak) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani yang langsung datang untuk melihat keadaan anaknya.
"Padahal saya ini hanya masyarakat. Saya sangat berterima kasih atas perhatian dan kedatangan Pak Eri Cahyadi, semoga kedepannya Surabaya bisa menjadi kota yang lebih maju dan bebas stunting," pungkasnya. (mar)
Editor : redaksi