Kiprah Civiitas Akademika Dibutuhkan Untuk Bangkitkan Jiwa Pancasila

avatar swaranews.com

Swaranews.com - Pada masa peringatan bulan lahirnya proklamator Indonesia Soekarno berbagai agenda disematkan khususnya Surabaya. RRI Surabaya memiliki peran dengan melaksanakan Dialog Beranda Nusantara yang bertemakan Pancasila, Sejarah dan Tantangannya.

Mengundang Civitas Akademika yang sepakat perlu langkah kebersamaan di berbagai sektor terutama pendidikan agar penerapan nilai-nilai tak terlupakan dan menjawab berbagai rintangan.

Pengajar Kuliah Pancasila Unair Listyono Santoso mengatakan jika perlunya pembentukan karakter bagi masyarakat yang diawali dari dunia pendidikan serta memperkuat dan mengembangkan ilmu yang bersifat indigeneous.

"Karakter itu bukan sesuatu yang diajarkan di dalam kelas tapi dipraktekkan di kehidupan sehari-hari. Tapi karena ini berdebat mengenai ideologis negara. Seharusnya di setiap prodi memiliki visi yang sama mengembangkan ilmu yang sifatnya Indigenous khas Indonesia gituloh dan itu merupakan paradigma keilmuan," ungkapnya, Rabu (22/06).

Ketika disinggung mengenai kapan dapat diimplementasikan ilmu yang bersifat indigeneous agar sesuai dengan karakter sosial dan kebudayaan Indonesia. Listyono mengaku tidak bisa secepat membalikkan telapak tangan. Karena perlu penggodokan yang matang. Butuh waktu panjang.

"Kita juga belum pernah membicarakan Pancasila sebagai paradigma ilmu. Dan butuh kemauan semua civitas akademika yang memiliki visi itu. Karena lawan kita dalam era rasionalisasi modern dalam ilmu pengetahuan adalah dekolonisasi metodologi," tambahnya.

Sementara itu Aliansi Pelajar Surabaya Mirza Akmal Putra mengatakan tantangan generasi muda kini di derasnya arus kemajuan teknologi dan informasi yakni memfilter dan memilah.

"Temen-temen sih terkena arus kemajuan teknologi dan informasi yang sangat deras terutama melalui aplikasi media sosial. Jadi teman-teman harus benar-benar belajar untuk bagaimana memfilter berbagi informasi yang datang," terangnya.

Mirza yang juga merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di kota Surabaya menjelaskan pentingnya untuk memilih dan memilah informasi yang diterima. Agar dampak penerapan nilai-nilai pancasila di kalangan generasi muda dapat sesuai harapan.

"Selain dapat menemukan hal-hal yang asyik dari media sosial untuk dengar dan dilihat kini juga harus mempertimbangkan value-nya lalu menyerap nilai positif atau yang baiknya saja. Jadi tantangannya bagaimana mengilhami sesuatu dan kemudian berujung pada mengilhami nilai pancasila," tandasnya. (kris)

Editor : redaksi