Swaranews.com - Pelaksanaan debat ketiga pemilihan Presiden dengan tema pertahanan, keamanan dan geopolitik yang digelar Komisi Pemilihan Umum tadi malam ramai diperbincangkan masyarakat, pro dan kontra memenuhi jagat lini maya.
Ketua Dewan Pengarah TKD Prabowo-Gibran Kota Surabaya Arif Fathoni Ketika dikonfirmasi menyatakan calon Presiden Prabowo Subianto menunjukkan kualitas kenegarawanan dalam debat tersebut, meski sejak awal diserang dengan hal yang bersifat personal, namun mantan Danjen Kopasus tersebut tetap tidak terpancing dan mengemukakan sesuatu yang bisa membuat rahasia pertahanan begara kita menjadi bahan diskusi intelejen begara lain.
Baca Juga: DPRD Kota Surabaya Bakal Gelar Sidang Paripurna Penetapan Pimpinan Definitif
“Hal hal yang sifatnya teknis namun bernilai strategis tidak bisa menjadi bahan konsumsi umum, transparansi itu keharusan dan itu sudah dilakukan dalam pembahasan di DPR RI. Namun dimuka umum pembahasan tentang pertahanan dan keamanan tidak boleh telanjang, karena menyangkut martabat negara kita dimata negara lain,” ujarnya, Senin (8/1/2024) di Surabaya Timur.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya ini menambahkan, sejak awal debat, calon Presiden Anies Baswedan sudah memberikan narasi yang bersifat konfrontatif terhadap Prabowo Subianto dengan membandingkan antara kekayaan yang dimiliki Prabowo Subianto dengan kondisi kesejahteraan prajurit TNI Polri, meski hal itu wajar dalam panggung debat, namun pria yang akrab disapa Toni ini mengatakan, perbandingan yang disampaikan Anies Baswedan tidak relevan.
“Pak Prabowo ini memang lahir dari rahim pengusaha, wajar jika memiliki kelebihan rejeki yang diberikan oleh Tuhan, andaikata Mas Anies masih jadi mentri Pendidikan lalu ditanya kenapa masih ada guru di Indonesia yang masih belum bisa beli rumah lalu anda kok memiliki kekayaan milyaran tentu juga akan kaget, karena memang tidak relevan, baik dari aspek konstekstual maupun faktual," paparnya.
Dalam paparan mengenai diplomasi internasional, lanjut Toni, Prabowo Subianto terlihat memiliki pandangan jauh kedepan tentang bagaimana membangun kehormatan bangsa Indonesia ditengah pergaulan global, kemandirian ekonomi menjadi pilar penting dalam meraih posisi tawar geopolitik global yang tidak menentu, dan hal ini sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Jadi narasi Indonesia absen selama beberapa tahun terakhir dalam diplomasi internasional itu kesimpulan yang tidak berdasar, mengingat Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini tidak pernah absen dalam upaya meredakan situasi global baik yang terjadi didataran eropa maupun Kawasan asia pasifik.
Baca Juga: DPRD Kota Surabaya Akan Lakukan Penetapan Wakil Ketua Definitif
“Membangun consensus dengan negara kawasan itu tidak cukup dengan modal kata-kata, tapi menyatukan kepentingan take and give dalam kepentingan ekonomi berbagai negara, sehingga tercipta consensus dalam bidang gepolitik global, itu sudah dilakukan Presiden Jokowi dengan mendatangi Rusia dan Ukraina ketika sedang dilanda perang. Jadi kalau dianggap kita absen dalam diplomasi internasional,itu keliru besar. Mungkin karena semata-mata kepentingan electoral saja, yang penting asal beda dengan pemerintah,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai pemberian skor tentang kinerja Menteri Pertahanan yang diberikan skor rendah oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Toni mengatakan itu hak yang dimiliki oleh kedua calon tersebut, namun pihaknya yang meyakini bahwa masyarakatlah yang akan menjadi penentu akhir dalam pelaksanaan pemilu ini.
“Dalam masa damai memang kinerja pertahanan tidak akan terlihat secara gamblang, namun Prabowo Subianto sudah membuat pondasi pertahanan kita guna menanggulangi ancaman potensial dimasa yang akan datang, salah satunya adalah memperkuat alutsista kita, karena kalau kita mau dihargai oleh bangsa lain, maka ekonomi dan pertahanan kita harus kuat," tegasnya.
Baca Juga: DPRD Kota Surabaya Terus Lakukan Pengawasan Kinerja Pemkot
Ketika ditanya mengenai kalimat Prabowo Subianto yang menyatakan Anies Baswedan tidak pantas bicara mengenai persoalan etik, Fathoni mengatakan itu ungkapan dari seorang senior kepada orang yang lebih muda, mengingat Ketika Anies Baswedan diberhentikan sebagai Menteri Pendidikan dari kabinet Joko Widodo, Prabowo Subianto yang mendorong Anies mengabdi di DKI sebagai Gubernur.
“Kita ini hidup dibelahan timur. Dimana tata krama harus dijunjung tinggi, bayangkan orang yang sudah memperjuangkan anda terpilih menjadi Gubernur lalu dalam kesempatan yang berbeda menyerang anda secara personal dimuka umum tentu akan menimbulkan rasa kecewa, makanya agama mengajarkan diatas ilmu itu ada adab,” tutup Arif Fathoni.
Editor : amar