Swaranews.com - Kota Surabaya kembali meraih Adipura Kencana untuk yang kedelapan kalinya. Menanggapi hal itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Baktiono mengatakan bahwa mempertahankan lebih sulit daripada merebut. Masyarakat patut berbangga atas penghargaan tersebut.
"Ini semua hasil kerja bersama antara Pemkot Surabaya, dinas terkait dan para tokoh masyarakatnya. Mulai dari Walikota Cak Narto, Pak Bambang DH, Bu Risma sampai Cak Eri Cahyadi kita terus mendapatkan penghargaan Adipura. Hingga saat ini kita meraih Adipura Kencana ini tentu tidak mudah," ujar Baktiono di Gedung DPRD Kota Surabaya, Rabu (13/3/2024) sore.
Baca Juga: Komisi C DPRD Kota Surabaya Dorong Optimalisasi PAD dan Realisasi Program
Legislator senior asal Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya ini menjelaskan bagaimana proses pembangunan yang begitu pesat. Demikian juga apa yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup, mereka bekerja keras demi kemajuan kota ini.
"Silahkan nanti mereka yang mudik bisa membandingkan antara pembangunan di daerah asal dengan pembangunan di Kota Surabaya, pasti jauh perbandingannya," terang Baktiono.
Berbicara kesuksesan Pemkot Surabaya meraih Adipura Kencana yang kesekian kalinya tidak terlepas dari keberadaan hutan kota. Untuk itu Baktiono menyarankan agar pemerintah bisa merawat keberadaannya.
"Keberadaan pepohonan sebagai sarana utama hutan kota jangan sampai ditebang. Namun dirapikan. Dengan cara melakukan perantingan dan lain sebagainya," sarannya.
Baca Juga: Memperingati "Hari Santri ke -10" Cak Ghoni Ziarah Makam Tokoh NU
Baktiono menegaskan bahwa untuk menanam pohon baru di Kota Pahlawan ini, membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu yang terbaik adalah melakukan perawatan dengan merapikan. Menghindari penebangan pohon.
"Jadi pohonnya jangan sampai hilang, jangan ditebang. Kita kan punya fasilitas memadai, mulai dari mesin pemotong, hingga truk dengan tangga yang menjulang untuk melakukan perapian pohon tersebut," paparnya
Wakil rakyat yang dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi ini menyatakan bahwa merapikan memang lebih sulit daripada menebang. Namun, kalau ditebang. Nanti tumbuhnya tidak akan rapi.
Baca Juga: Sahabat Cak Ghoni Wonocolo Sambut Sumpah Pemuda Gelar Dialog Kepemudaan
"Kota Surabaya memang berbeda dengan daerah lain. Salah satunya dengan keberadaan lahan kosong. Dimana Surabaya sudah padat dan sulit mendapatkan lahan kosong untuk melakukan penanaman pohon kembali," sebutnya.
Baktiono menyampaikan, maka jalan keluarnya adalah merapikan. Sebab pohon-pohon ini melalui ranting dan dedaunannya akan berfungsi untuk menyerap karbondioksida, mengeluarkan oksigen, memayungi badan jalan dan lingkungan sekitar dari cuaca yang ada. Baik dari rintik hujan maupun dari panas matahari. Kita bisa turut berperan serta mengurangi global warming di Nusantara ini.
"Demi kepentingan paru-paru kota, kita menyarankan perapian. Kita sudah rapat di DPRD Kota dan memutuskan jangan ditebang. Termasuk PLN, ini jangan seenaknya main tebang pohon di Kota Surabaya. Dengan alasan pohon mengganggu kabel, jangan ditebang. Sebaiknya dirapikan saja," tukas Baktiono. (Adv)
Editor : amar